Lakukan Pengobatan Segera Jika Menemukan 7 Gejala Babesiosis Ini

Babesiosis merupakan penyakit yang jarang diperhatikan, padahal tidak jarang penyakit ini terdapat di Indonesia. Lebih seringnya penyakit ini disebabkan oleh adanya infeksi dari Babesia sp. Babesia sp adalah protozoa intraeritrositik yang dapat ditularkan melalui vektor caplak. Penyakit ini menyerang pada hewan peliharaan maupun hewan liar.

Misalnya anjing yang imunitasnya menurun atau buruk. Derajat keparahan pada penyakit ini dipengaruhi oleh ras, faktor umur, dan status/kondisi premunisi. Kondisi premunisi yaitu keseimbangan antara respon imun yang telah terinfeksi dengan kemampuan parasit untuk memunculkan gejala klinis.

Penyakit infeksi ini juga dapat menyerang manusia, apabila manusia terkena gigitan tungau yang memerlukan darah untuk siklus hidupnya. Tungau biasa tinggaldi tubuh hewan, baik hewan peliharaan atau liar. Apabila hewan tersebut terinfeksi Babesia sp, lalu tungau mengigit manusia maka manusia tersebut dapat tertular. Tapi manusia tidak dapat menularkan ke manusia lain.

Namun, terdapat kemungkinan penularan terjadi melalui preparat darah atau transfusi darah.penularan melalui media ini bias terjadi apabila infeksi disebabkan oleh parasit Babesia microti, karena infeksi parasitemia dapat berlangsung dalam waktu lama tanpa menimbulkan gejala.

Gejala Babesiosis

Perlu kita pahami apa saja gejala yang mencul apabila mengalami penyakit ini, yaitu:

1. Demam dan  menggigil
2. Nyeri otot
3. Lemah
4. Selaput mata berwarna kuning atau biasa disebut jaundice
5. Terjadi anemia atau kekurangan darah
6. Jumlah sel darah putih menurun drastis
7. Penyakit ini jarang terjadi kekambuhan

Masa penularan penyakit ini pun tergolong menimbulkan banyak gejala yang bervariasi, mulai dari tanpa adanya keluhan atau gejala, sakit berat, hingga kematian. Ketika seseorang mengalami tanda dan gejala yang sudah dipaparkan, sangat disarankan untuk segera diperiksakan ke dokter.

Pemeriksaan mikroskopispreparat apusan darah tebal atau tipismenggunakan pewarnaan gram atau wright, akan terlihat ditemukannya B. microtia atau B. sp. Gambaran parasit dapat terlihat di mikroskop pada bagian dalam sel daram merah, berbentuk ring mirip dengan tropozoit parasite Plasmodium malaria. Tetapi pada Plasmodium malaria tidak seperti B. sp atau B. microtia yang dapat ditemukan adanya pigmen infeksi.

Pemeriksaan antibodi dengan menggunakan imunofluoresen indirect dapat memperkirakan kapan terjadinya infeksi parasit ini. Namun yang menjadi pemeriksaan gold standar atau pemeriksaan yang lebih meyakinkan dalam menemukan parasit ini adalah pemeriksaan mikroskop dengan apusan darah tepi.

Pengobatan dan Pencegahan Babesiosis

Tujuan utama dilakukan pengobatan pada kasus Babesiosis adalah menekan perkembangan parasit itu hidup. Obat yang biasa spesifik untuk penyakit ini adalah gabungan clindamycin dan quinine. Pada anemia berat juga perlu dilakukan transfusi darah, dan apabila mengalami gagal ginjal juga perlu dilakukan cuci darah.

Cara efektif untuk mencegah penyakit ini dengan sebisa mungkin menghindari gigitan atau kontak dengan hewan tungau. Apabila memeliharan hewan, diberikan obat insektisida gosok guna mencegah tungau yang hidup. Kebersihan lingkungan dan kebersihan pada hewan peliharaan juga perlu diperhatikan.

Mencegah adanya perkelahian antar hewan untuk mempersempit penularan infeksi. Menyeleksi hewan peliharaan juga perlu dilakukan. Meningkatkan daya tahan imun pada hewan peliharaan, dan ketika Anda merasa tergigit tungau, sebaiknya segera menemukan tungau tersebut di bagian yang dirasa sakit karena bekas gigitan tungau.

Saat kita melakukan donor darah atau mendapatkan transfuse darah wajib untuk diperiksa atau screening terlebih dahulu untuk menghindari adanya penyakit menular maupun penyakit yang disebabkan karena vector parasit maupun mikroorganisme lainnya.