Memperdalam ilmu seni dan budaya di pondok pesantren bukan hal yang tidak mungkin. Beberapa pondok pesantren modern mengedepankan pendidikan seni dan budaya dalam lingkup pendidikan agama islam. Maka dari itu, pondok pesantren modern ini cenderung lebih mengedepankan pendidikan agama modern tanpa menghilangkan sedikitpun kesan kesan keislaman di dalamnya. Di Dalam pondok pesantren modern ini tentu saja ada kajian kitab, ada juga tahfidz dan tahsin Al Quran. Pada dasarnya pesantren modern memiliki kurikulum dan pembelajaran yang sama dengan pesantren tradisional dalam pendidikan tapi dengan persentase hanya 50% saja untuk agama dan 50% untuk pendidikan formal sehingga keseimbangan antara keislaman dan pendidikan umum bisa didapatkan secara penuh begitu juga dengan budaya dan seni. Dalam Artikel ini kami akan membahas tentang seni dan budaya serta musik di pondok pesantren, apakah diperbolehkan dan apa hukumnya?
Pondok pesantren identik dengan pembelajaran keagamaan yang ketat, jangankan untuk menggelar pameran seni dan budaya, pondok pesantren yang terkenal kaku dengan peraturan peraturan pondok yang notabene untuk menekan angka kenakalan remaja di pondok, membuat kesan pondok pesantren menjadi tempat yang sangat ketat. Tapi apakah seperti itu? Faktanya tidak. Banyak pondok pesantren yang memperdalam ilmu seni dan budaya di pondok pesantren, lantas yang jadi pertanyaan apakah boleh menggelar seni dan budaya bahkan bermusik di dalam agama islam?
Bagi yang tidak tahu, pesantren dan seni budaya memiliki hubungan yang amat sangat erat, terlebih pada zaman walisongo. Seni dan budaya menjadi tombak utama dalam media dakwah dan syiar agama islam hanya saja perjalanan sejarahnya pesantren dan seni budaya semakin memiliki jarak yang kurang baik hingga saat ini. Seni dan budaya merupakan hal yang bisa membuat islam menjadi agama terbanyak di negeri ini, melalui seni ini juga pondok pesantren jadi salah satu sekolah islam tertua yang ada di Indonesia. Dalam agama islam sendiri, ada beberapa jenis seni yang diperbolehkan dan ada juga yang tidak, seperti dikutip dari paudit.alhasanah.sch.id ada beberapa seni yang dialarang daitanranya adalah seni pahat dan patung karena pada zaman dahulu memang seni ini secara tegas terlarang, karena patung- patung tersebut dijadikan sarana ibadah kepada selain Allah. Namun, menurut beberapa pendapat tidak masalah jika pahatan atau patung-patung tersebut tidak mengarah kepada penyembahan selain Allah, tetapi hanya untuk mengekspresikan keindahan, maka ia boleh-boleh saja. Bukankah kata ulama, Nabi Sulaiman pun memerintahkan untuk membuat antara lain patung-patung (QS. Saba (34):[13]) yang tentunya bukan untuk disembah, tetapi hanya untuk dinikmati keindahannya.
Namun tetap saja bagi kami lembaga pondok pesantren yang tersohor, adanya patung atau seni pahat terbilang tabu apalagi jika patung itu berbentuk menyerupai ciptaan Allah maka akan dihadapkan juga. Kecuali seni seperti nyanyian untuk memuji sifat sifat Allah SWT dalam Asmaul Husna, Seni musik seperti hadrah, degung, nasyid dan marawis itu diperbolehkan.
Al Masoem merupakan salah satu pondok pesantren yang sangat memperdalam ilmu seni para peserta didiknya, dengan berbagai macam program pendidikan yang dapat membuat santri merasa lebih dihargai akan semua potensinya. Pesantren ini juga memegang peran penting dalam pengembangan minat dan bakat seni para peserta didiknya. Fokus pada pendalaman seni tidak hanya memberikan nilai tambah dalam pembelajaran, tetapi juga mengakomodasi keberagaman bakat di antara santri.
Pesantren Al Masoem bukan hanya sekadar lembaga pendidikan, tetapi juga wadah untuk eksplorasi dan pengembangan bakat seni. Melalui program-program seni yang beragam, pesantren ini memberikan ruang bagi peserta didik untuk menggali dan memperdalam minat mereka dalam berbagai bidang seni.
Kesimpulannya, pendalaman seni di Pesantren Al Masoem menjadi strategi efektif dalam meningkatkan minat dan bakat santri. Dengan memasukkan seni ke dalam kurikulum, pesantren ini memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan holistik peserta didiknya, tidak hanya secara akademis, tetapi juga dalam aspek kreativitas, ekspresi diri, dan apresiasi seni. Ini menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan merangsang pertumbuhan penuh potensi bagi para santri di Pesantren Al Masoem.
Cara Mengukur Keberhasilan Brand Community dalam Melejitkan Bisnis
17 Maret 2025 | 30 Agus FZ
Di era digital saat ini, membangun dan mengelola brand community telah menjadi salah satu strategi yang efisien untuk melejitkan bisnis. Brand community adalah kelompok orang yang berkumpul ...
Mengenal Silkie Chicken, Si Ayam Hitam Unik Asal China
19 Mei 2020 | 1935 Kak Min
Daging ayam yang kita kenal biasanya berwarna putih kemerah-merahan. Tapi tahukah Anda bahwa ada daging ayam yang berwarna hitam legam. Hitam ini bukan buatan, namun warna alami dari daging ...
Unik, Audi Punya Kerjaan untuk Cium Aroma Mobil
19 Mei 2020 | 1085 Kak Min
Audi, salah satu pabrikan mobil asal Jerman mempekerjakan seorang karyawan untuk mencium aroma mobil. Hal ini dilakukan oleh pihak Audi sebagai cara untuk mencegah konsumen tidak suka aroma ...
Jasa Viral Pemasaran: Memanfaatkan Data untuk Mengukur Keberhasilan Kampanye Viral
22 Maret 2025 | 28 Agus FZ
Di dunia pemasaran saat ini, jasa viral telah menjadi salah satu strategi yang paling dicari oleh banyak perusahaan. Dengan berkembangnya teknologi dan media sosial, pemasaran viral kini ...
Mengapa Google Search Console Penting untuk Website? Ini Alasannya!
22 Maret 2025 | 27 Agus FZ
Dalam era digital saat ini, keberadaan website yang berkualitas sangat penting untuk bisnis maupun individu yang ingin membangun reputasi online. Namun, memiliki website saja tidak cukup; ...
Cara Menyusun Jadwal Belajar SIMAK UI 2025 yang Efektif
8 Apr 2025 | 53 Agus FZ
Bagi calon mahasiswa baru (maba) yang bercita-cita menempuh pendidikan di Universitas Indonesia, persiapan untuk menghadapi Seleksi Masuk Universitas Indonesia (SIMAK UI) 2025 menjadi ...