Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi menyatakan bahwa dirinya tidak akan cuti dari politik sampai masa jabatannya sebagai presiden berakhir. Hal ini dalam rangka memuluskan strategi untuk menjadikan Gibran Rakabuming Raka, anaknya, menjadi presiden Indonesia selanjutnya.
Jokowi juga telah melakukan langkah-langkah strategis untuk meraih tujuan tersebut. Beliau telah mengerahkan para menteri kabinetnya untuk mendukung Gibran, serta mengambil orang-orang dari partai pendukungnya, relawan dan anggota PDI Perjuangan, untuk ikut serta dalam upaya tersebut. Langkah ini menunjukkan keinginan Jokowi untuk tetap berkuasa dalam waktu yang lama, meskipun tidak secara langsung.
Pak Presiden sangat antusias sekali untuk menjadikan anaknya orang nomor satu di Indonesia. Strategi awal Jokowi yaitu menjadikan Gibran RakaBuming Raka menjadi cawapres dengan segala macam cara, kemudian memenangkan pemilu. Prabowo Subianto akan menjadi presiden diperkirangan hanya 2 tahun saja, karena sudah berumur 75 tahun, kondisi Kesehatan yang tidak memungkinkan. 3 tahun selanjutnya Gibran yang akan menjadi presiden, dan akan berkuasa selama 10 tahun.
Selagi menjabat Gibran akan menggunakan kekuasaannya agar disukai oleh rakyat. Semua kebijakan untuk rakyat atas nama pribadi, tanpa harus menyinggung tentang hutang negara. Lalu hutang negara siapa yang akan mempertanggung jawabkannya.
Banyak yang menganggap bahwa kehadiran Gibran sebagai presiden di masa depan adalah bagian dari strategi Jokowi untuk tetap berpengaruh dalam pemerintahan meskipun tidak lagi menjabat secara langsung. Setelah Gibran berkuasa, maka selanjutnya akan dipersiapkan Kaesang Pangarep, adiknya Gibran. Kepemimpinan Kaesang diperkirangan 10 tahun. Setelah 20 tahun berlalu, Jan Ethes sudah berumur 27 tahun, bisa menjadi menteri olahraga.
Jika perkiraan pemimpin Indonesia seperti diatas, maka Jokowi sudah selayaknya dijadikan Raja. Hanya kepemimpinan beliau, rakyat mengikuti, selalu memaafkan apa yang Jokowi lakukan. Jokowi dalam melakukan strategi ini, tanpa rasa malu, tampil percaya diri untuk bisa merombak tatanan demokrasi yang telah ada demi kekuasaan yang diberikan ke anaknya.
Meskipun demikian, hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang demokrasi dan rotasi kekuasaan di Indonesia. Apakah keinginan Jokowi untuk memastikan kelangsungan kekuasaannya melalui Gibran akan mempengaruhi dinamika politik dan demokrasi di tanah air?
Jika rotasi kekuasaan di Indonesia seperti diatas, maka Jokowi akan disebut sebagai Bapak Perusak Demokrasi. Bahkan presiden-presiden sebelumnya yang telah berkuasa, masih memiliki rasa malu untuk menaikkan anaknya menjadi pemimpin rakyat Indonesia.
4 Tips Potong Rambut Sendiri Sesuai Bentuk Wajah
3 Jun 2020 | 1101 Agus FZ
Ingin potong rambut sendiri? Bukan masalah, asalkan tahu model seperti apakah yang sesuai dengan wajah sendiri. Jika belum terbiasa, kamu bisa mencari tahu tips potong rambut seperti apakah ...
Pilih Pasangan Hidup Calon Istri Sesuai Tuntunan Agama Bukan Liat Luarnya Saja
10 Apr 2020 | 1142 Agus FZ
Menikah adalah kewajiban bagi muslim laki-laki dan wanita, menikah juga menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi pemuda ataupun pemudi yang sudah mencapai usia remaja. Karakter dan ...
Hilangkan Bau Mulut Selama Berpuasa dengan Baking Soda, Ini Caranya
20 Mei 2020 | 1046 Kak Min
Bau mulut menjadi salah satu masalah yang sering mengganggu kita. Untuk diketahui, secara medis bau mulut terjadi disebabkan karena berkembangnya bakteri didalam mulut, infeksi amandel, ...
Keunggulan Carter Drop Surabaya Malang
24 Feb 2023 | 577 Agus FZ
Layanan carter drop bisa menjadi pilihan yang tepat untuk anda yang membutuhkan transportasi yang fleksibel, nyaman dan privasi yang terjamin. Carter drop adalah layanan penyewaan mobil ...
Fasilitas Pondok Pesantren Putri di Bandung: Ponpes Al Masoem
17 Mei 2024 | 303 Agus FZ
Pondok pesantren atau pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang cukup populer di Indonesia. Salah satu pesantren putri yang terkenal di Bandung adalah Ponpes Al Masoem. Ponpes Al ...
15 Agu 2023 | 457 Agus FZ
Dalam dunia kerja yang dinamis dan kompetitif, perencanaan karir bukan hanya penting bagi mereka yang baru memasuki pasar kerja, tetapi juga bagi pekerja profesional yang sudah berada di ...